Emil Dardak; Soal Pilkada Sidoarjo dan Mojokerto, Dwi Astutik Layak Diperhitungkan

Baca Juga

Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak, menilai Dwi Astutiek layak diperhitungkan dalam kontestasi Pilkada serentak pada 24 November 2024 mendatang.

Dua daerah bahkan disebut Emil Dardak memberikan ruang dan harapan besar jika Dwi Astutiek ingin mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Dua daerah itu adalah Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto.

“Saya mengenal Bu Dwi cukup baik. Pernah bersama-sama berjuang di Pilgub Jatim 2018 dan telah bersinergi dengan kami (Khofifah-Emil) selama ini ,” kata Emil Dardak usai bertemu empat mata di kediaman Emil, di kawasan Margorejo, Surabaya beberapa hari lalu.

Mantan Bupati Trenggalek itu menilai kompetensi dan kepedulian serta potensi kepemimpinan Dwi di berbagai isu kemasyarakatan termasuk. Diantaranya pendidikan, sosial serta keumatan, akan menjadi nilai tambah yang makin melengkapi sebagai seorang kandidat kepala daerah atau wakil kepala daerah.

Karena itu, jika saat ini ada aspirasi beberapa pihak yang mendorong Dwi berkontestasi dalam Pilkada mendatang, secara pribadi Emil mengaku akan mendukung dan mendoakan yang terbaik.

“Banyak jejaring masyarakat di berbagai daerah yang mengenal dan mengunggulkan sosok Dr. Dwi, diantaranya Sidoarjo. Bu Dwi malah sudah pernah mengikuti pilkada pada tahun 2020 di Sidoarjo,” terangnya.

Terkait peluangnya di Mojokerto, pengurus muslimat NU Jatim ini juga dikenal sering berkolaborasi dengan Ponpes Ammanatul Ummat, pimpinan KH Asep Syaifudin Chalim, salah satu Ponpes terkemuka di Mojokerto.

Terlepas sari pernyataan Emil tersebut, Dwi Astutiek beberapa kali digandeng bakal calon walikota Surabaya. Bahkan, sudah dikenalkan sebagai calon wakil walikota.

Belakangan berhembus kencang nama Dwi Astutiek yg saat ini aktif di Dewan Pakar Muslimat NU Jatim disebut sebut berpeluang menjadi kandidat calon wakil walikota mendampingi Eri Cahyadi.

Bahkan di beberapa ruas jalan di Surabaya sudah beredar banyak baliho bergambar Dwi Astutiek. Tak hanya baliho, tapi terdapat tiga titik reklame berukuran cukup besar 5×10 meter ditemukan di kaeasan jl Banyuurip, Kebun Bibit dan jl Gunungsari.

Figur Dwi Astutiek dinilai banyak pihak menjadi satu-satunya bakal calon wakil walikota Surabaya paling potensial yang diprediksi bisa mempermudah peluang menang Eri Cahyadi.

Selain menjadi representasi muslimat NU – Ormas yang dikenal dekat dengan Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto, Dwi Astutiek juga dikenal memiliki jejaring politik dan sosial cukup mengakar di Surabaya.

Bukan hanya menjadi tokoh senior di muslimat NU Jatim, saat ini, ia juga menjadi Sekretaris Dewan Pendidikan Jatim, Ketua Pergunu dan Ketua Forum PAUD Jatim. Ada satu lagi organisasi sosial lainnya yang banyak menyedot perhatian kaum miskin di Surabaya.

Organisasi itu bernama Rumah Singgah Griya Pena Kharisma. Sebuah organisasi sosial yang sudah puluhan tahun menjadi pelindung, pembimbing dan pembina anak anak jalanan dan masyarakat miskin perkotaan yang hidup termarginalkan.

Rekam jejak sosial itulah yang membuat nama Dwi Astutiek mendapat banyak dukungan dari sejumlah tokoh dan elit partai, termasuk yang belkangan datang dari Emil Dardak, (untuk Kab. Mojokerto dan Sidoarjo) Dikonfirmasi terpisah, Dwi Astutiek membenarkan pertemuannya dengan Emil Dardak.

“Ya silaturahmi biasa. Saya mengenal baik beliau dan pernah bersama sama berjuang untuk Pilgub Jatim membantu beliau yang berpasangan dengan Bu Khofifah,” kata Dwi Astutiek, Rabu (26/6/2024).

Terkait peluangnya di Pilkada serentak, Peraih Doktor ilmu pengembangan Sumber Daya Manusia itu mengaku akan mengikuti arahan para senior, termasuk masukan Emil Dardak dan Khofifah Indar Parawansa.

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- DPC. DEMOKRAT PAMEKASAN -spot_img

Artikel Terbaru