Ketua Komisi III DPRD Pamekasan Ahmad Fauzi menilai santri memiliki peran strategis dalam menggerakkan segala aspek pembangunan dari masa ke masa.
Politisi Partai Demokrat Pamekasan itu menegaskan, Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober harus menjadi momentum untuk menegaskan kembali peran santri sebagai motor perubahan. Bukan hanya di lingkungan pesantren, tetapi juga dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan.
“Santri harus tampil di garda terdepan pembangunan. Nilai-nilai kesantrian seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja ikhlas adalah modal utama untuk membangun daerah, bukan hanya fisik, tapi juga moral dan peradaban,” Rabu (22/10/2025).
Politisi berlatar belakang santri itu menilai, kontribusi kalangan santri terhadap kemajuan Pamekasan sudah nyata di berbagai sektor. Namun menurutnya, potensi besar tersebut masih perlu diperkuat agar santri benar-benar menjadi penggerak utama pembangunan yang berkelanjutan.
“Santri jangan hanya menjadi simbol religiusitas. Mereka harus berperan aktif di pemerintahan, dunia usaha, dan pemberdayaan masyarakat,” imbuhnya.
Ahmad Fauzi juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara semangat pembangunan dan nilai-nilai kesantrian. Dia menyebut, kemajuan daerah tidak akan bermakna tanpa landasan moral yang kuat.
“Kalau pembangunan hanya fokus pada infrastruktur, tapi lupa pada nilai, maka arah perubahan akan kehilangan makna. Di sinilah santri harus hadir, memastikan pembangunan tetap bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Dia berharap santri di Pamekasan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri.
“Tantangan zaman boleh berubah, tapi nilai dasar santri tetap: akhlak, ilmu, dan pengabdian. Dengan itu, santri bisa menjadi pelopor kebaikan sekaligus penggerak kemajuan daerah,” pungkasnya.


