Forum Pesantren Desa (FPD) Jawa Timur (Jatim) memberikan dukungan kepada H. Anies Rasyid Baswedan dan H. Agus Harimurti Yudhoyono, (AHY) sebagai Bakal Calon (Bacalon) Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2024-2029 mendatang.
Hal itu disampaikan Moh. Waldi. SH selaku Ketua FPD Jatim kepada media ini saat menggelar konsolidasi di Sekretariatnya di daerah Jemursari Kota Surabaya.
Menurutnya, tantangan Indonesia ke depan akan berbeda dengan saat ini, salah satunya tantangan digitalisasi di semua sektor, ekonomi hukum dan pendidikan.
“Kita butuh pemimpin muda yg dirasa mampu mengatasi persoalan itu. Maka, sosok yang kami rekomendasikan sebagai Presiden dan Wakil Presiden adalah Bapak Anies Baswedan dan AHY,” katanya menjelaskan, Rabu (22/3).
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan adanya FPD ini bertujuan untuk membuat lebih muda konsolidasi pesantren di sejumlah desa yang tersebar di sejumlah daerah di Jawa Timur.
“Dibuat suatu perkumpulan atau komunikasi yang lebih bagus dan mempermudah kita membuat suatu acara event atau kegiatan lainnya,” katanya menegaskan.
Waldi menambahkan, berdasarkan data dari Kementerian Agama (Kemenag) pada tahun 2021 mencatat 4.452 pesantren tersebar diberbagai kabupaten dan kota dengan jumah santri aktif 323.293 santri mukim. Dan 241.006 santri kalong (istilah lain santri yang tidak mukim).
Jika diperinci, Jember merupakan Kabupaten di Jawa Timur dengan jumlah paling banyak, yakni 611 pondok pesantren. Kabupaten Sampang menempati urutan kedua dengan 352 pondok pesantren. Setelahnya ada 262 pondok pesantren di Kabupaten Bojonegoro.
“Berikutnya, jumlah pondok pesantren di Kabupaten Kediri dan Pamekasan masing-masing sebanyak 250 dan 218 pondok pesantren. Lalu, ada 189 pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan,” katanya merinci.
“Adapun, Kota Madiun memiliki pondok pesantren paling sedikit di Jawa Timur, yakni hanya 8 pondok pesantren. Di atasnya ada Kota Mojokerto dan Kota Probolinggo dengan jumlah masing-masing 11 dan 13 pondok pesantren,” sambungnya.
Pihaknya menambahkan, generasi generasi hebat di Indonesia itu awalnya dari pesantren-pesantren desa yang memang itu punya potensi besar untuk mencetak generasi generasi hebat.
“Nah ini perhatian pemerintah, perhatian semua elemen untuk FPD itu lebih baik ke depan. Karena itu suatu pondasi untuk mencetak generasi emas,” pungkasnya.