Rakyat mendambakan pemimpin yang tulus dan dekat di hati. Tulus menyapa rakyat di tengah keramaian. Tanpa perlu meminta yang lain menyepi. Agar diri bisa menonjol dan tampak dominan.
Cukup bersama, berkumpul apa adanya dengan sesama rakyat. Berbaur pun tetap tampak karisma yang kuat melekat. Karena keikhlasan dan ketulusan yang berasal dari hati. Bukan karena ada yang mengorkestrasi.
Harapan yang terbersit tatkala melihat foto seorang AHY menyapa hangat seorang anak sambil merendahkan badannya. Agar dapat saling bertatap dalam kesetaraan. Memberikan kepercayaan diri kepada sang anak di tengah massa. Menanamkan pengalaman, kalau pemimpin dan rakyat bisa berdiri setara tanpa perbedaan.
Mas AHY memberikan kesempatan kepada sang anak mencium tangannya. Menjaga tradisi agar yang muda tetap menghormati yang lebih tua. Respek untuk para ulama, kyai, dan orang tua kita. Setinggi apapun ilmu yang lebih muda, ada akhlak yang harus terus dijaga.
Kejadian di foto ini memang di Jawa Timur, tepatnya Pamekasan. Tapi, semangatnya mewakili seluruh pelosok negeri. Tak terhitung momen serupa, yang kita temui saat Mas Anies dan Mas AHY berkeliling. Mendengarkan keluh kesah rakyat dan mencoba membantu dengan sepenuh hati.
Senyum kini patut mengembang. Ketulusan yang begitu dirindu dari para pemimpin negeri, kembali kita temukan. Pada dua sosok calon pemimpin terkini. Anies dan AHY. Salam Perubahan!
Herzaky Mahendra Putra